BARRU — Desa.kibarbarru.com Pohon Asam Jawa yang kini sering terlihat di pinggir jalan, ternyata bukan ditanam secara sembarangan. Sejarah mencatat bahwa penanaman pohon ini sudah dilakukan sejak era kolonial Belanda, dengan berbagai pertimbangan penting yang menyangkut lingkungan, estetika, dan manfaat ekonomi.
Alasan Belanda Memilih Pohon Asam Jawa
- Tumbuh Rimbun dan Memberikan Keteduhan
Di masa lalu, pohon asam memberikan tempat istirahat yang ideal bagi pejalan kaki dan pengendara kereta kuda karena keteduhannya yang alami dan rindang. - Tahan Terhadap Lingkungan Ekstrem
Pohon asam dikenal tangguh dalam menghadapi panas, kekeringan, dan angin kencang. Akarnya yang dalam mampu mencari sumber air, menjadikannya ideal ditanam di sepanjang jalan raya. - Mudah Dirawat
Daunnya kecil dan tidak mudah gugur, sehingga tidak menyulitkan dalam hal kebersihan jalan. Buahnya pun tidak menimbulkan gangguan karena kecil dan jarang membusuk. - Berperan dalam Keseimbangan Udara
Pohon ini mampu menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, yang sangat penting untuk kualitas udara di kawasan padat penduduk. - Memiliki Nilai Estetika dan Ekonomi
Buah Asam Jawa memiliki bentuk unik dan rasa khas yang sering digunakan dalam masakan tradisional dan pengobatan alami. Tak hanya itu, buah ini juga memiliki nilai ekonomi karena bisa diekspor.
Selain berumur panjang, pohon ini juga memberikan keindahan visual di sepanjang jalan. Dalam masakan Nusantara, buah asam digunakan dalam sayur asem, sambal, dan sebagai obat tradisional penurun demam.
Dengan semua keunggulan ini, tidak mengherankan jika pemerintah kolonial Belanda pada masa lalu memilih pohon Asam Jawa sebagai pohon utama penghias dan pelindung jalan-jalan raya. Hingga kini, warisan ini masih bisa kita saksikan, tumbuh kokoh di berbagai wilayah di Indonesia.
Posting Komentar untuk "Mengapa Belanda Tanam Pohon Asam Jawa di Pinggir Jalan?"